Resep : Yenny - Sentul Bogor
Kata Pengantar dari pemilik rumah:
Halaman ini istimewa, karena selama ini gua nggak pernah menemukan halaman resep pempek di web, dan olehnyo aku uwong Palembang :)
Sebetulnya pempek itu cuma satu resep, tetapi turunannya banyak sekali. Oya, dicurigai sebenarnya pempek berasal dari Cina. Dibawa pada jaman dahulu kala penyebaran agama Budha oleh orang-orang dari Cina di Palembang. Tahu kan kalau bakso atau meatball itu dari Cina? Bahannya kan sama saja dengan pempek, ikan + sagu. Cuma bakso lebih banyak variasi, kadang dengan daging, kadang dengan cumi. Heh, namanya bukan meatball lagi ya? fishball, sea-foodball :)
Tapi dari mana pun asalnya, pempek ini sedap sekali. Karena banyak mengandung ikan, sehingga jadilah orang Palembang yang hobi makan pempek tiap hari itu cerdas. Ini contohnya :-P Yang merugikan cuma satu, kuah pempek, atau cuka. Cuka mengandung asam format, walhasil, gigi orang Palembang rusak dengan sukses...
Yang penting lagi, di Palembang, bahasanya mengubah huruf 'a' di kata bahasa Indonesia jadi huruf 'o'. Jadi kalau berhitung, 'sotu, duo, tigo, empot, limo, enom, tujuh, delopon..'. Nggak, gua cuma bercanda :) Yang bener: 'sikok, duo, tigo, empat, limo, enam, tuju, delapan.' Makanya, jangan bingung kalau menemukan kata 'cuka' atau 'cuko'. Ini sama aja, kok. Di Palembang, untuk menghaluskan ikan buat pempek, ada alat yang bernama iseran. Kalau tidak ada iseran, jangan nekat pakai blender. Kerok saja daging ikan pakai sendok, sampai lepas dari kulit dan tulangnya, oke?
Halaman ini istimewa, karena selama ini gua nggak pernah menemukan halaman resep pempek di web, dan olehnyo aku uwong Palembang :)
Sebetulnya pempek itu cuma satu resep, tetapi turunannya banyak sekali. Oya, dicurigai sebenarnya pempek berasal dari Cina. Dibawa pada jaman dahulu kala penyebaran agama Budha oleh orang-orang dari Cina di Palembang. Tahu kan kalau bakso atau meatball itu dari Cina? Bahannya kan sama saja dengan pempek, ikan + sagu. Cuma bakso lebih banyak variasi, kadang dengan daging, kadang dengan cumi. Heh, namanya bukan meatball lagi ya? fishball, sea-foodball :)
Tapi dari mana pun asalnya, pempek ini sedap sekali. Karena banyak mengandung ikan, sehingga jadilah orang Palembang yang hobi makan pempek tiap hari itu cerdas. Ini contohnya :-P Yang merugikan cuma satu, kuah pempek, atau cuka. Cuka mengandung asam format, walhasil, gigi orang Palembang rusak dengan sukses...
Yang penting lagi, di Palembang, bahasanya mengubah huruf 'a' di kata bahasa Indonesia jadi huruf 'o'. Jadi kalau berhitung, 'sotu, duo, tigo, empot, limo, enom, tujuh, delopon..'. Nggak, gua cuma bercanda :) Yang bener: 'sikok, duo, tigo, empat, limo, enam, tuju, delapan.' Makanya, jangan bingung kalau menemukan kata 'cuka' atau 'cuko'. Ini sama aja, kok. Di Palembang, untuk menghaluskan ikan buat pempek, ada alat yang bernama iseran. Kalau tidak ada iseran, jangan nekat pakai blender. Kerok saja daging ikan pakai sendok, sampai lepas dari kulit dan tulangnya, oke?
Bahan:
600 gr ikan tenggiri/belida/tongkol/gabus segar
300 gr sagu
100 cc air (sesuai kebutuhan)garam secukupnya
Bahan cuko:
500 cc air100 gr gula merah (sesuai selera)
kecap (untuk pewarna)
3 sdm cuka
Bumbu dihaluskan:
3 siung bawang putih
cabe rawit
cabe merah (sesuai selera)
Cara Membuat:
Ambil daging ikan, giling/cincang/haluskan sampai lembut
Campur ikan dengan air dan garam
Campur dengan sagu sedikit-sedikit, selingi tambahan air kalau perlu
Uleni sampai kalis dan bisa dibentuk
Untuk kapal selam, ambil adonan, isi dengan telur mentah, ditutup
Bentuk adonan sesuai selera, masukkan dalam air mendidih sampai mengapung, matang Membuat cuka: campur semua bahan, masak sampai mendidih, saring
Ambil daging ikan, giling/cincang/haluskan sampai lembut
Campur ikan dengan air dan garam
Campur dengan sagu sedikit-sedikit, selingi tambahan air kalau perlu
Uleni sampai kalis dan bisa dibentuk
Untuk kapal selam, ambil adonan, isi dengan telur mentah, ditutup
Bentuk adonan sesuai selera, masukkan dalam air mendidih sampai mengapung, matang Membuat cuka: campur semua bahan, masak sampai mendidih, saring
No comments:
Post a Comment